AGEN BANDAR JUDI ONLINE TERPERCAYA

333

Penjelasan ilmiah atas instiden yang terjadi di Jalan Raya Gubeng

Penjelasan ilmiah atas instiden yang terjadi di Jalan Raya Gubeng

Berita Politik - Penyebab Tanah Ambles di Jalan Gubeng Surabaya, Jawa Timur, masih menjadi tanda tanya. Ada sejumlah spekulasi tentang pristiwa yang terjadi pada Selasa, 18/12/2018 malam tersebut. Masyarakat sendiri awalnya menduga amblesnya Jalan Raya Gubeng karena gempa.

Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan Badan Nasional Penggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, bukan gempa yang menjadi penyebab dari Jalan Gubeng amles. Kepolisian pun bergerak cepat. Mereka tidak mau berspekulasi soal penyebab amblesnya jalan yang tepat berada di depan RS Siloam atau dekat BNI Gubeng arah Jalan Sumatera. Polda Jawa Timur juga menyelidiki kemukinan adanya kelalaian dalam pengerjaan proyek di dekat Jalan Gubeng.

Apakah ada kelalaian di situ (amblesnya jalan di Gubeng), apakah tidak sesuai SOP, itu akan didalami tim. Polrestabes Surabaya bersama Pemkot Surabaya akan audit Proyek tersebut, dan apakah ada SOP atau ketentuan bangunan yang dilanggar, ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Kantornya, Jakarta, Rabu, 19/12/2018.

Nah, kemungkinan ada tiga penjelasan ilmiah tentang Jalan Gubeng ambles:

1. Terdeteksi dua Kali Amles

Terdeteksi dua Kali Amles


Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan Tusnami BMKG, Rahmat Triyono, mengungkapkan sensor kegempaan BMKG terdekat mencatat dua kali amblesan pad malam itu di Jalan Raya Gubeng. Menurutnya, amblesan tersebut pertama dan keuda berjarak sekitar 40 menit. Berdasarkan pengamatan pada sensor kegempaan BMKG terdekat, adalah sensor PJI (Prigen Pesuruhan Jawa Indonesia) peristiwa ini ternyata sudah tercatat dua kali, dengan catatan amblesnya pertama tercatat pada pukul 21.41.27 WIB dan amblesan kedua pada pukul 22.30.00 WIB, ungkap Rahmat Triyono.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tidak termakan isu-isu tidak benar soal Jalan Gubeng ambles. Untuk mendapatkan informasi lebih valid, ia mempersilahkan masyarakat mengakses laman resmi BMKG.

2. Bukan Gempa Bumi dan Likuefaksi

Bukan Gempa Bumi dan Likuefaksi


Jalan Gubeng di Surabaya ambles pada Jakarta, Selasa 18/12/2018 malam. Badan Meteorologi, Kilmatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan amblesnya jalan tersebut tidak disebabkan oleh gempa bumi atau likuifaksi. Kepala Pusat Informasi Gempa Bumi dan Tusnami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan longsor tersebut murni karena amlesnya tanah.

Berdasarkan pengamatan, amblesan tanah (tanah longsor) yang terjadi dengan kedalaman 30 meter dan lebar 8 meter ini merupakan murni amblesan tanah dan bukan peristiwa likuifaksi yang banyak dikabarkan karena tidak ada fenomena mencairnya material tanah di lokasi kejadian, ujar Rahmat Triyono, Jakarta, Rabu, 19/12/2018.

Menurutnya, berdasarkan hasil analisa gelombang seismik (kegempaan), dengan peristiwa ini juga bukan diakibatkan oleh gempa bumi. Dalam catatan kegempaan BMKG, lanjut dia, tidak mununjukkan adanya mekanisme penyesaran batuan. Dan sensor kegempaan yang mencatat hanya satu sensor di lokasi terdekat amblesnya tanah sehingga merupakan aktivitas lokal, kata Ruhmat Triyono yang menjelaskan.

Senda, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho juga mengatakan amblesnya Jalan Raya Gubeng lantaran aktivitas lokal yang terjadi, adalah tidak kuatnya konstruksi dinding. Foto-foto perbandingan antara sebelum dan setelah amblesnya Jalan Raya Gubeng Surabaya ini makin menunjukan bahwa dinding galihan tidak kuat menahan beban dinding di bagian di bagian dekat jalan. Ditambah getaran dari kendaraan menyebabkan tanah ambles. Jadi konstruksi dinding tidak kuat, papar Sutopo.

3. Adanya Rongga dan Rawan Longsor


Adanya penjelasan ilmiah atas instiden yang terjadi di Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur. Para ahli sepakat, Sinkhole yaitu fenomena saat seberkas tanah turun pada area tertentu dengan gerakan vertikal. Dengan gerakan vertikel atau jatuh ke bawah dengan kedalaman yang biasanya cukup dalam. Menurut Tim Ahli Bangunan Gedung Surabaya ITS Mudji Irmawan, ada sebab yang mengawali proses terjadinya sinkhole.

Yang pertama, sinkhole dapat terjadi jika ada rongga di bawah tanah pada kedalaman tersebut. Dengan rongga tersebut, dapat berupa apa pun. Yang jelasnya, menurut dia, rongga itu berupa sebuah ruang kosong yang terdapat di dalam tanah, sehingga mengurangi kekuatan struktur tanah untuk menopang beban di bagian atas. Yang kedua, sinkhole juga dapaat terjadi karena penyebab yang lain. Salah satunya, adalah adanya air yang masuk ke dalam tanah. ucap Mudji.

Air kemudian membuat tanah menjadi lunak. Tanah yang lunak, kata Mudji, dipastikan tidak dapat menahan beban jalan atau apapun yang berada si atas tanah. Dengan rongga Sinkhole tersebut, penyebab utamanya adalah air. Jika ada aliran air di lokasi tertentu itulah, maka terjadinya perlemahan. Tetapi, itu konteksnya fenomena alam, kata Mudji.


Sedangkan pada khsus sinkhole di Surabaya, Mudji menilai hal itu agak sedikit berbeda. Yaitu, ujar dia, amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng tidak dapat 100 persen dikatakan fenomena sinkhole. Inssiden tersebut dapat dikatakan sebagai fenomena turunya tanah secara cepat dan bersamaan. Lebih tepatnya, dapat diistilahkan sebagai semi-sinkhole, kata dia.

Artinya, tanah yang longsor dan membentuk lubang, akibat dari konstruksi benda-benda di dalam tanah. Dapat dikatakan, reruntuhnya dinding yang berfungsi menahan beban jalan, seperti aspal. Kalau sinkhole bisanya lokal. Tetapi bisa merambat ke mana-mana. (Demensi lubangnya) sinkhole juga nggak terlalu luas. Paling ya cuma 10x20 m2. Kedalamannya bisa sampai 30 meter tergantung aliran airnya kedalm berapa, papar Mudji.

Yang ketiga, ada gejala dalam fenomena sinkhole, yaitu waktu terjadinya tiba-tiba. Jika dilihat dari atas, terjadinya sinkhole akan berlangsung mendadak dan cepat. Dengan kerakter tanah di Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, yang banyak air inilah yang menyebabkan wilayah ini gampang longsor. Jalan Raya Gubeng termasuk karakteristik aluvial kelabu tua dengan kandungan air lumayan, ungkap Kepala Bidang Pelayanan dan Perizinan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Ali Murtado, di Surabaya, Rabu 19/12/2018.

Posting Komentar

0 Komentar