AGEN BANDAR JUDI ONLINE TERPERCAYA

333

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diteror oleh orang tidak dikenal

Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diteror oleh orang tidak dikenal

Berita Politik - Tidak ada yang menduga, hari Rabu 9 Januari 2019, kediaman dua Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diteror oleh orang tidak dikenal pada waktu yang hampir bersamaan. Dalam spekulasi-spekulasi terkait teror inipun muncul. Mulai dar teror ini berawal dari kasus korupsi yang tengah ditangani KPK tersebut. Namun ada juga yang menyebut peneror itu berkaitan dengan kasus teror Novel Baswedan.

Pimpinan KPK dan jajarannya masih berkerja seperti biasa. Pemeriksaan tersangka dan saksi pada hari itupun tidak dibatalkan. Dengan Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan, dalam pelemparan bom molotov di rumahnya merupakan risiko pekerjaan. Namun bom molotov dilemparkan dua orang yang menggunakn sepeda motor.


"Enggak apa apa, biasa itu bagiaan dari pekerjaan, tadinya polisi sudah melakukan oleh TKP, jadi kita tunggu saja ya hasilnya," kata Laode saat tiba di rumahnya, Kalibata, Jakarta Selatan pukul 20.00 WIB, Rabu 9 Januari 2019.

Pimpinan KPK telah membicarakan teror ini dalam sebuah pertemuan. Mereka pun waspada jajarannya agar lebih berhati-hati. Namun, KPK tidak terlalu khawatir. Lembaga antiraruah itu menyerahkan soal keamanan Pimpinan KPK dan staf kepada kepolisian.

"Dalam mistigasi resiko, tentu saja prosesnya terus berjalan, dan ketika ada peristiwa atau ada kejadian maka KPK melakukan mitigasi resiko tersebut. Dan jika dibutuhkan akan melakukan penguatan aspek keamanan," pungkas Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Januari 2019. Dalam teror itu sendiri bukan pertama kalinya terjadi. Berikut ini, teror-teror yang dialami Pemimpin dan Penyidik KPK. 

1. Teror ke Novel Baswedan

Teror ke Novel Baswedan


Selasa 11 April 2017, lepas subuh, Novel yang sedang berjalan kaki sendirian dari mesjid di kompleks rumahnya, menjadi target dalam penyerangan. Ada dua orang yng berboncengan sepeda motor menyiramkan air keras ke wajahnya. Cairan asam pekat itu mengenai bagian mata. Menurut Novel, rasanya seperti bola mata dicabut paksa dari akarnya. Operasi demi operasi dijalani hingga ke Singapura. Namun, baru mata keananya yang pulih. 

Dalam peristiwa itu membekas dalam diri Novel Baswedan, secara fisik juga psikis. Apa yang dialami Novel Baswedan ini juga membuka mata banyak orang, dan tentang resiko yang dihadapi para penylidik KPK. Namun , hingga kini, kasus itu belum juga terungkap. Puluhan saksi sudah diperiksa dan nomor hotline center sudah disebar untuk membantu kasus ini terang. Namun hasilnya nihil.

Komjen  Air Dono Sukmanto yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri mengungkapkan, dalam penyerangan  terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan masuk dalaam kategori "hit and run." Kasus semacam ini, kata dia, sulit untuk diungkap. Jadi itu saja saya sampaikan, kalau modal kasus-kasus "hit and run" ini memang relatif sulit, kata Ari di Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu 2 November 2017. Menurut Ari, kasus semacam ini baru bisa terungkap setelah bertahun-tahun diselidiki. Artinya, butuh waktu lama untuk mengungkapkannya. Ada yang sudah empat Tahun baru terungkap ia pelakunya, ucap Ari.

2. Teror di Rumah Ketua KPK

Teror di Rumah Ketua KPK


Sebuah benda mirip bom ditemukan di pagar rumah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo di Bekasi,  Jawa Barat. Benda tersebut terdiri dari beberapa kabel, pipa,paku, baterai, detonator, dan serbuk itu sebagai bom racikan atau fake bomb (bom palsu).

Ditemukan tas hitam di dalamnya ada benda, tetapi apakh itu jenis bom atu tidak masih dianalisa. Apa itu fake bomb masih didalami. Jadi tidak terburu-buru, uajar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di kantornya Jakarta Selatan, Rabu 9 Januari 2019 kemarin.

Dedi kemudian menyontohkan bom palsu yang ditemukan di dekat Mapolres Cilacap, Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Dengan paket yang mencurigakan yang dihancurkan tim Gegana Polda Jawa Tengah kala itu berisi pipa paralon, jam beker, potongan paku, baterai, potongan kabel, dan serbuk semacam psir dicampur arang.

Kalau dilihat semacam black powder ternyata bukan. Setelah dibuka tidak ada detonator sebagai pemicu. Dibungkan dengan timer enggak nyambung ke kabel. Tetapi kalau ini benda di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo masih didalami oleh Laboratorium forensik (Labfor), tuturnya

3. Teror di rumah Laode M Syarif

Teror di rumah Laode M Syarif



Sebuah botol berisi spirtus dengan sumbu, mirip bom molotov, ditemukan di depan garasi sebuah rumah di Jalan Kalibata Selatan No 42C, Kalibata, Pamcoran, Jakarta Selatan. Jam masih menunjukan pukul 05.30 WIB pagi, Rabu 9 Januari 2019. Namun rumah tersebut merupakan kediaman Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi KPK Laode Muhamand Syarif.

Setelah di cek CCTV, rupanya, sekitar pukul 01.00 WIB, ada dua orang yang mencurigakan beraktivitas di depan rumah Laode Syarif. Namun Laode mengaku tidak tahu kejadian ini berhubungan dengan kasus yang tengah ditangani KPK atau tidak. Ia mengatakan, hal tersebut merupakan resiko dari sebuah pekerjaan.

"Biasalah itu kerja di KPK, saya santai saja. Iya ada pengamanan dari Polri yang mengamati rumah, Insyahaallah oke, aman. Kaitan dengan kasus yang tengah ditangani KPK. Kami juga enggak tahu ya," kta Laode saat ditemui di kediaman di Jaln Kalibata selatan No 42C, Jakarta Selatan, Rabu 9 Januari 2019.

4. Teror Ke Penyidik Apip Julian Miftah

Teror Ke Penyidik Apip Julian Miftah


Dalam penyidik KPK Kompol Apip Julian Miftah juga pernah diteror. Saat itu, sebuah kotak yang diduga bom ditemukan didepan rumah Apip, Minggu 5 Juni 2015 malam. Rumah yang beralamat di Jalan Anggerek, Blok A Nomor 160, Perumahan Mediterania Regency, Kelurahan Cikunir, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi itu diteror oleh seorang tidak dikenal dengan cara menyimpan kotak yang berisi lilitan dibungkus lakban di depan pagar rumah Apip, sekitar pukul 23.00 WIB.

Namun bukan kali ini saja Apip mendapatkan teror. Sebelumnya dia juga pernah diteror dengan cara yang berbeda-beda dalam sepekan ini. Dalam teror pertama pelemparan telur busuk dan pengempesan ban menggunakan benda tajam, penyimpanan air keras ke mobil, dan terakhir ancaman bom yang diletakan di gerbang rumah korban.

"Ada beberapa korelasi yang kami tangkap. Pertama pelakunya sama, ada dua orang yang meniki motor, tetapi wajahnya ditutupi. Punya korelasi yang sama dengan pelakunya Bang Novel. Kemudian mobil Bang Apip pakau air keras, Bang Novel juga, ujar Yudi di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 9 Januari 2019.

Posting Komentar

0 Komentar