Berita Politi.com - Juru Bicara Bandar Pemenangan Nasional (BPN) Ander Rosiade menyambut baik hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan selisih antara Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin semakin tipis. Menurut dia, hasil survei itu semakin menguatkan bahwa Pak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan memenangkan Pilpres 2019.
"Intinya survei Libang Kompas memberikan sinyal kepada seluruh rakyat Indonesia, bahwa 17 April 2019, Pak Prabowo akan menjadi Presiden Republik Indonesia," kata Andre saat dihubungi, Rabu 20 Maret 2019.
"Di mana Kompas sudah menyatakan bahwa Pak Joko Widodo sudah di bawah 50% dan memberikan sinyal sebenarnya ini. Dengan sinyal saja bahwa Pak Prabowo Subianto akan unggul di 2019 nanti," sambungnya.
Andre menilai elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin kini bisa jadi semakin merosot. Mengingat Ketua Umum PPP Romahurmuziy, salah satu partai koalisi Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, baru saja ditangkap KPK karena terlibat kasus jual beli jabatan di Kementerian Agama. Kasus tersebut, kata dia, bisa mempengaruhi elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin.
"Orang dekat Presiden ditangkap oleh KPK, teman diskusi Presiden ditangkap oleh KPK. Orang kepercayaan Presiden ditangkap oleh KPK. Ketua Umum partai pendukung Joko Widodo ditangkap oleh KPK, pasti lebih nyungsep lagi," ungkapnya.
Terlebih lagi, ujar Andre, saat ini masyarakat sudah tidak lagi percaya dengan kinerja Joko Widodo sebagai capres petahana. Pasalnya, banyak janji kampanye yang belum ditepati.
"Jadi gini sederhana ya, rakyat nutuh lapangan kerja terbuka, rakyat tuh harus punya harga-harga kebutuhan bahan pokok terjangkau, rakyat ingin pertumbuhan ekonomi meningkat. Ini yang tidak bisa dihadirkan oleh Joko Widodo dan rakyat ingin kasus Novel Baswedan selesai itu tidak mempu dilakukan oleh Pak Joko Widodo," kata dia.
Dalam Hasil Survei Litbang Kompas
Berdasarkan survei terbaru LitbangKompas, elektabilitas Joko Widodo dan Prabowo Subianto saat ini lebih tipis dibandingkan dengan suvei Litbang Kompas pada Oktobar 2018. Dalam elektabilitas Joko Widodo dan Prabowo Subianto saat ini hanya selisih 11,8%. Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mendapat perolehan suara 49,2%, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 37,4%. Sebanyak 13,4% masih merahasiakan pilihanya.
Dengan metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari-5 Maret. Dalam survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95% dengan margin of error penelitian plus atau minus 2,2%.
Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas 2 pasangan capres. Saat itu, elektabilitas Joko widodo-KH Ma'ruf Amin sebanyak 52,6%, sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 32,7%. Sebanyak 14,7% masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9%.
Penyebab menurunya elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, dengan perubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih regu pada kelompok bahwa dan persoalan militasi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.
0 Komentar