Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Terdampak, Mengkritik Kebijakan Pemerintah Tentanang Perkataan Sontoloyo!

Politik.com, Jakarta - Capres Nomor  Urut 01 Joko Widodo tidak kuasa menahan kemarahannya. Dengan nada tinggi, Iya mengancam politikus yang hanya bisa mengkritik kebijakan pemerintah, dan tanpa mau melihat manfaatnya. Calon Capres yang akrab disapa Joko Widodo itu bahkan menyebut politikus semacam itu sebagai (sontoloyo).

Agen Judi Online 

Tidak hanya itu, dalam pidatonya saat penyerahan sertifikat tanah kepada warga di Lapangan Sepakbola Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta Pusat, Selasa 23/10 yang lalu, Pak Jokowi juga memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap politikus sontoloyo. Kenapa setiap hal-hal dihubungkan dengan politikus? Itulah Dengan kepandaian para politikus mempengaruhi masyarakat. Makanya hati-hati saya titip ini hati-hati, hati-hati dan hati-hati, kata Capres Jokowi, mengucapkan kata-kata hati-hati hingga berkali-kali.

Dengan kemarahan Capres Jokowi ini dipicu oleh munculnya penolakan terhadap rencana pemerintah memberikan dana bagi kelurahan. Dengan dana itu dilokasikan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan sumber daya manusia SDM di perkotaan. Namun itu, sejumlah politikus melihat pengucuran dana kelurahn tersebut sebagai hal yang berbeda. Sebab, dilakukan jelang pemilihan Capres dan pemilihan legislatif. Di masa kampanye Pilpres 2019 ini, ternyata bukan hanya Pak Jokowi yang keceplosan.

Bandar Judi Online Terbaik 

Lawan Pak Jokowi yakni Calon Capres nonor urut dua Pak Prabowo Subianto, kelepasan berkampanye di depan anak-anak saat deklarasi Gerakan Emak-emak dan anak minum susu, di Stadion Klender, Jakarta Timur, Rabu, 24/10/2018 yang lalu.

Acara ini bukanlah kampanye politik melainkan gerakan memopulerkan minum susu. Dengan sejak awalnya, panitia acara sudah mewanti-wanti agar perserta tidak mengacaukan dua jari selama acara berlangsung, namun justru Pak Parbowo Subianto hal yang tidak sadar melanggar.

Capres Prabowo Subianto menguber-uber janji akan melaksanakan gerakan minum susu sampai ke seluruh desa jika dia dan pasangannya, Cawapres Sandiaga Uno, terpilih jadi Capres dan Cawapres di Pilpres 2019. Dengan Total Pak Prabowo Subianto sudah berpidato selama 10 menit, atau sampai akhirnya ia berhenti setelah adiknya, Hasyim Djohohadikusumo, membisikkan sesuatu. Saya kira cukup, saya mungkin tadi keceplosan, tetapi itu cita-cita saya, tegas Pak Prabowo Subianto.

Agen Judi Online Terpercaya 

Aksoi Capres Prabowo Subianto ini tentu menjadi sorotan. Sebab, berdasarkan Pasal 15 dan Pasal 76 H UUD Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak, dan melakukan aktivitas politik di depan anak dilarng. Namun, Juru Bicara Pak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, melihat apa yang dilakukan Pak Prabowo Subianto itu bukan kesalahan.

Capres Nomor Urut 01 Jokowi ngmong sontoloyo aja enggak ada masalah, masak Pak Prabowo Subianto salah, Capres Jokowi ngomong sontoloyo aja enggak ada orang yang berani mempermasalahkannya, kata Andre. Soal politikus sontoloyo, ia menilai, pernyataan itu sebagai makian dan bukan contoh yang baik.

Ini menyedihkan, sebagai Capres kepala negara, kepala pemerintahan yang harusnya memberikan contoh, menjadi suri tauladan kita semua, dengan bicara makian kepada orang, ini kan gak baik, atau ini mengkhawatirkan demokrasi kita kalau Presiden dikeritik lalu memaki orang, jadi terkesan antikkritik, papar Andre.

Agen Judi Online Uang Asli 

Dengan menanggapi hal ini, dalam tim sukses Pak Jokowi dari Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Maman Imanulhaq menegaskan, dan penyataan Pak Jokowi soal politikus sontoloyo wjar dan tidak mengada-ada. Sebab itu, saat ini, kata dia, dalam politik di Negara Inonesia lebih kepada mengumbar hoaks dari pada menggunakn fakta dan data yang jelas. Kalau itu, dia tak khawatir pernyataan keras itu akan berdampak terhadap elektabilitas Pak Jokowi. 

Saya tak khawatir ini menjelaskan ke elektoral, kalaupun nantinya ada kenaikan elektabilitas bukan karena pernyataan sontoloyo, tetapi lebih pada kerja nyata Pak Jokowi, Papar Maman Imanulhaq.