AGEN BANDAR JUDI ONLINE TERPERCAYA

333

Syachrul Anto Penyelam Terhandal Gugur Dalam Bertugas, Saat Mencari Korban Lion Air

Ibu Lian Kurniwati tidak kuasa menahan air mata saat mengenang suaminya, Syachrul Anto. Syachrul laki-laki 48 tahun itu gugur dalam tugas, saat mencari korban fdan serpihan pesawat Lion Air yang jatuh di Pantai Tanjung Pakis, Kerawang, Jawa Barat, Jumat 2 November 2018. Saat itu, mendiang Syachrul Anto tengah menyelam bersama rekannya untuk mencari barang atau korban Lion Air yang masih ada di dasar laut tersebut.

Syachrul Anto Penyelam Terhandal Gugur Dalam Bertugas, Saat Mencari Korban Lion Air

Badan SAR Nasional Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi, saat evakuasi, rekanya tidak melihat Syachrul. Dalam Satu pihak sedang mencari sesuatu, dan tiba-tiba menengok yang satu ''Syachrul'' tidak ada. Dicari-cari tidak ada, ujar Syaugi.


Rekan Syachrul itu langsung naik ke atas. Saat dia atas, Syachrul ditemukan oleh tim SAR dalam kondisi pingsan mengapung, dan jauh dari lokasi semula. Ia pun langsung ditangani oleh dokter di lokasi dan sempat dimasukkan ke dalam chamber. Dan kita mempunyai dokter, kita tangani dengan dokter. Setelah sadar kita masukkan di chamber untuk dikompresi. kita mempunyai peralatanitu semua, jelas Syaugi.

Dalam kondisi seperti itu, Syachrul kemudian dibawak ke Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Namun, takdir berkata lain. Suami Lian itu mengembuskan napasnya terakhir di rumah sakit umum Koja. Ibu Lian mengungkapakan, ia mendapat cerita suaminya masih sadar saat diangkat ke atas laut. (Enggak tahu persis), katanya ia masih sadar saat diangkat ke atas. Saya enggak sanggup mendengar detailnya, tutur Ibu Lian Kurniawati mengusap air matanya.


Dia juga mendapat cerita bahwa sang suami bersama rekannya, sempat menjamak solat zuhur dan ashar, lalu turun kembali ke laut. Ibu Lian mengaku, tidak menduga suaminya akan pergi meninggalkan dia selama-lamanya secepat ini. Pada Kamis 1/11 lalu, dia sempat mengantar suaminya ke Bandara Kulon Progo Yogyakarta. Sang suami akan terbang ke Jakarta bersama rekan-rekannya untuk menjalankan misi kemanusiaan, atau setelah mendapat informsi soal pencarian korban dan serpihan pesawat Lion Air JT 610 Perairan Karawang.

Sebelumnya kami ada urusan di Yogya. Dia almarhum tidak mungkin bilang tidak kalau urusan kemanusiaan, tutur Ibu Lian. Diakui, saat berangkat ke Jakarta suaminya tidak membawa peralatan lengkap. Karena peralatanya ada di Makassar. Namun meski begitu, dia tetap berangkat ke Jakarta untuk ikut mencari korban Pesawat Lion Air tersebut. Terakhir menghubungi saya, Juamt paginya. Namun dia bilang sudah diver dua kali ''evakuasi Lion Air'', Pagi dan sore, katanya.

Terakhir Sang Suami

Syachrul Anto Penyelam Terhandal Gugur Dalam Bertugas, Saat Mencari Korban Lion Air

Ibu Lian baru menyadari bahwa sang suami sempat mengirim pesan singakat melalui Whatsapp kepadnya, dan sebelum menyelam mencari korban atau serpihan pesawat Lion Air. Sepertinya sudah firasat, tapi saya baru sadr sekarang, kata Ibu berusia 39 tahun itu.

Dalam pesan singkat tersebut, Syachrul menulis tentang sebuah pesan terakhir. yang berisi pesanya: Pagi itu, satu demi satu penumpang mendekat ke pintu keberangkatan di Soekarno Hatta. Petugas check in menyambut mereka dengan senyum. Sekitar 180 orang mendekati takdirnya. ada yang tertinggal karrena kemacetan di jalan, atau ada yang pindah pesawat lebih awal karena ingin cepat sampai. dan ada juga yang batal karena ada urusan lain yang tiba-tiba.


Tidak ada yang tertukar. Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tida pernah salah. Namun mereka ditakdirkan dalam suatu janjian berjamaah. Dan takdirnya seperti itu tanpa dibedakan usia, proses pembelian tiket, check in, terbang dan sampai akhir perjalanan hari ini, hanya sebuah proses untuk jalan pulang, dan untuk menjumpai Allah yang tertulis di Lauhul Mahfuz. Sebuah catatan  yang tidak pernah kita lihat, tetapi kita jumpai. Takdir sangat rapih tersusun, dan kehendak Allah tidak terjangkau dengan akan manusia. Allahu Akbar.

Lalu, kapan giliran kiat pergi? Hanya Allah yang tahu. Dalam kesadaran iman kita berkata Bersiap setiap saat. Kapan pun dan dalam keadaan apapun. Mari kita benai ketaqwaan kita untuk bekal pulang ke kapung abadi. Hanya itu jalan terbaik. 


Kepala Basarna menegaskan, Syachrul meningal bukan karena menyalahi prosedur penyelaman. Prosedur semua telah dilakukan, sudah dilewati, tidak ada yang keliru. Tidak ada yang terlewati. Baik kesehatan, peralatan hingga teknik berangkat ke medan oprasi sudah siap semua, kata Syaugi.

Bahkan, semua penyelam yang membantu pencarian Lion Air sudah berpengalaman dan juga profesional. Karena itu, Syaugi meminta untuk tidak khawatir atau pun meragukan kualitas penyelam yang ada. Sebab, tim SAR kali ini sangatlah solid. Jadi jangan khawatir si A lebih bagus, tidak. Kita ini tim gabungan yang solid dan sinergi. yang penting ini bisa kita angkat semua, korban Lion Air kita bisa angkat semua, pungkas Syaugi.

Sebelumnya Dansatgas SAR, Kolonel Laut P Isswarto mengatakan, meninngalnya Syachrul diduga karena dekompresi.

Posting Komentar

0 Komentar