Berita Politik.com, Jakarta - Justice For Audrey di laman Change.org yang meminta dukungan kepada warganet untuk penyelesaian lewat jalur hukum ke pelaku penganiayaan terhadap korban Ad terus ditandatangani.
Jika sehari lalu petisi ini mendapat 2,1 juta dukungan warganet, kini petisi 'online' yang digagas oleh Fachira Anindy ini terlah ditandatangani oleh lebih dari 3,6 juta warganet. Sampai berita ini ditayangkan, sebanyak 3.674.440 meningkat jadi 4,5 juta dukungan.
Dalam petisi, dalam pembuat petisi beserta pendukung meminta agar Kepolisian Daerah Kalimantan Barat mengusut pelaku pengeroyokan agar segera diadili. Dan agar Audrey segera mendapat keadilan dan kasus serupa tidak terjadi lagi.
Agen Judi Online
Sejumlah warganet mengungkapkan alsan mereka ikut menandatangani petisi ini. 'Masa depan korban lebih penting dari pada pelaku, pelaku kaya gitu nggak berhak menikmati masa depan," tulis Tri Ambarwati di Change.org.
"Melukai fisik dan psikis korban lalu berakhir damai? Itu jelas BUKAN solusi sama sekali. Mereka, para pelaku, semestinya mendapat hukuman yang sesuai dengan apa yang mereka perbuat," tulis netizen lainya, Alifah Rania.
Putri Lestari menulis, "Saya menandatangani ini karena tidak menginginkan adanya korban yang seperti ini lagi.#Justiceforaudrey."
Presiden Jokowi Pun Ikut Bicara
Agen Bandar Poker Online Terpercaya
Presiden Joko Widodo atau Jokowi pun angkat bicara terkait dengan kasus dugaan perundangan dan penganiayaan anak di bawah umur berinisial ABZ 15 di Pontianak, Kalimatan Barat. Dan Presiden Jokowi mengaku telah memerintahkan Kapolri Jendral Tito Karnavian untuk tegas dalam menangani tersebut.
"Saya sudah perintahkan Kapolri tegas menangani ini sesuai prosedur hukum, tegas," kata Jokowi di Tenis Indoor, Senayan, Jakarta, Rabu 10 April 2019.
Iamenilai kasus ini adalah imbas dari pergeseran interaksi masyarakat yang sudah berubah ke ranah media sosial. Karena itu, Presiden Jokowi meminta semua pihak berhati-hati dan bijak dalam menggunakan media sosial.
"Hati-hati dengan ini semua, ini ada masa transisi yang semuanya kita harus hati-hati. Terutama awasi betul anak-anak kita dan jangan sampai kejebak pada pola interaksi sosial yang sudah berubah tetapi kita belum siap," ungkapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini berharap para guru dan orang tua turut adil dalam membimbing penggunaan media sosial pada anak. Sehingga anak-anak bijak dalam menggunakan media sosial.
"Karena pola interaksi sosial yang sudah berubah, sehingga orang tua, guru, masyarakat itu juga bersama-sama merespon setiap perubahan-perubahan yang ada, meluruskan hal-hal yang tidak betul dilapangan, ini harus disikapi bersama-sama," ucap Jokowi.
Kami Juga Jadi Korban
Bandar Judi Online Terpercaya
Dalam ketujuh siswi yang disebut-sebut terkait kasus dugaan penganiayaan terhadap pelajar anak SMP di Pontianak, Kalimatan Barat, Audrey menyampaikan permintaan maafnya. Dengan menggunakan masker dan wajah tertunduk, mereka mengaku bersalah.
"Saya meminta maaf atas perlakuan saya terhadap Audrey, saya menyesal kelakuan saya ini," ungkap salah satu tersangka dengan terisak, di hadpan media sosial, Kamis 11 April 2019.
Seorang siswi lainya juga menyampaikan rasa bersalahnya. Ia dan teman-temannya mengaku turut menjadi korban atas tuduhan yang keliru dari berbagai pihak.
"Saya dituduh sebagai pelaku, padahal saya tidak di lokasi. Bagaimana media mengatakan saya sebagai provokator," ungkap siswi itu.
Dalam ketujuh siswi ini mengaku mendapat intimidasi dan ancaman lewat di media sosial. Atas dasar ini pula, mereka mengaku juga sebagai korban. "Kami juga menjadi korban," kata salah satu pelajar.
Namun, disisi lain, mereka mengakui adanya perkelahian itu. Hanya saja, mereka menampik tuduhan bawah telah terjadi pengeroyokan. Dalam kesempatan ini, mereka membantah tuduhan telah menganiaya Audrey. Menurut mereka, yang terjadi bukanlah pengeroyokan, melainkan perkelahian.
Selain itu, mereka juga menampik tuduhan soal terjadinya kekerasan seksual terhadap korban. "Memang benar kami melakukan perkelahian, tetapi tidak ada pengeroyokan, apalagi sampai 12 orang mengeroyok satu. Juga tidak mencolok ke organ vital," kata salah satu pelajar lainya.
Mengaku Sakit Hati
Agen Judi Online Terbaiak
Mereka mengakui lokasi penganiayaan dilakukan di 2 tempat. Dilokasi pertama, korban hanya dianiaya oleh satu siswi. Sementara di lokasi kedua, dianiaya oleh dua siswi. Ketiga siswi ini kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Pontianak Kota.
Ada dua motif pelajar ini melakukan penganiayaan. Menurut keterangan salah satu tersangka, dia mengaku sakit hati karena korban kerap mengungkit-ungkit persoalan piutang yang pernah dilakukan oleh almarhumah ibu tersangka. Namun, dia suka bilang bahkan mama saya suka pinjam uang, kata salah satu tersangka.
"AU adalah teman main saya. Kalau Audrey tidak membuat omongan seperti ini, saya juga tidak akan melakukan hal ini. Saya kesal sampai saya tidak bisa mengontrol emposi," lanjutnya.
Agen Judi Online Uang Asli
Sementara masalah lainya, terkait sindiran di media sosial oleh Audrey dan sepupunya yang dialamatkan kepada salah satu tersangka. Menurut tersangka, dia ingin menyelesaikan masalah tersebut, dengan jalan melakukan pertemuan pada hari kejadian.
Kemudian, ada tudingan bahwa mereka yang berinisiatif menjemput Audrey. Tuduhan ini ditampik oleh tersangka, dengan menyebut bahwa Audrey lah yang minta di jemput. "Tidak ada perencanaan kami untuk melakukan penganiayaan," kata salah satu dari mereka.
Sebagian dari pelajaran ini, mengaku ada upaya pencegahan untuk melerai perkelahian itu. Ditegaskan oleh mereka bahwa tidak ada tindakan membenturkan kepala ke aspal, menyiram, apalagi merusak organ vital.
0 Komentar